Featured Post

Featured

Ganda Merah Putih Kevin-Gideon Juarai Denmark Open 2018, Duo Minions Kandaskan Kamura-Sonoda

Duo Minions kembali mengharumkan merah putih diajang Denmark Open 2018, menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mencapai babak fina...

Ganda Merah Putih Kevin-Gideon Juarai Denmark Open 2018, Duo Minions Kandaskan Kamura-Sonoda

Ganda Merah Putih Kevin-Gideon Juarai Denmark Open 2018, Duo Minions Kandaskan Kamura-Sonoda



Duo Minions kembali mengharumkan merah putih diajang Denmark Open 2018, menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mencapai babak final, ganda rangking 1 dunia tersebut berjaya menjadi juara setelah mengalahkan musuh bebuyutannya dari jepang Kamura-Sonoda lewat duel straight game 21-15 21-16. Pencapaian Kevin-Gideon ini sekaligus memperbaiki record capaian diajang yang sama tahun 2017 yang finish sebagai runner up.

Sepanjang tahun 2018 Pencapaian Duo Minions sangat impresif, Marcus/Kevin mampu tampil di tujuh partai final dan berhasil memenangkannya. Sebelum Denmark Open, Marcus/Kevin juara Indonesia Masters 500, India Open Super 500, All England Open 1000, Badminton Asia Team Championships, Indonesia Open Super 1000 Asian Games Individual 2018 dan Japan Open Super 750. Pada partai puncak ini, Marcus/Kevin tidak menemui kesulitan menghadapi Kamura/Sonoda.

Final Denmark Open 2018 menjadi pertemuan ke-10 antara Kevin/Marcus melawan Kamura/Sonoda. Pada sembilan pertemuan sebelumnya Kevin/Marcus hanya unggul tipis dengan memetik lima kemenangan. Kamura/Sonoda merupakan rival yang kerap menyulitkan Kevin-Gideon selain Duo Menara dari Tiongkok Liu Junhui - Liu Yuchen.

Dengan raihan 7 Gelar ini Kevin-Gideon makin kokoh di puncak rangking teratas ganda putra dunia dan masih berpeluang menambah pundi-pundi gelar juara di beberapa turnamen yang tersisa dan menjadi Raja Superseries (Warta Nusantara)


Skandal Meikarta : Berakhir Damai atau James Riady Tersangka?

Skandal Meikarta : Berakhir Damai atau James Riady Tersangka?


Banyak yang terkejut ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menggeledah rumah dan apartemen big boss Lippo Group James Riady. Perbincangan viral tersebut juga hangat menjadi konsumsi warga di warung warung kopi nusantara, Bahwa Lippo group beberapa kali kedapatan melakukan suap untuk melancarkan proyek dan bisnisnya, itu memang benar terjadi. Bahwa beberapa tinggi Lippo ditangkap karena kasus suap, itu memang sudah menjadi fakta hukum dan diketahui publik.

Tapi ketika KPK berani mengusik, sekali lagi mengusik —belum menyentuh— James Riady, sungguh sebuah peristiwa hukum dan politik yang luar biasa. Keluarga besar Riady, dan tentu saja James, bukanlah “manusia biasa”.
Beberapa orang yang mengenalnya menyebut James sebagai manusia yang tidak pernah “menyentuh tanah.” Ketika bepergian ke bebagai kota James selalu menggunakan pesawat pribadinya yang diparkir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dan dari Halim dia menggunakan helikopter pribadi untuk pulang kembali ke rumahnya di kawasan Lippo Karawaci, Banten. Begitu juga untuk kegiatannya di Jakarta, dia akan memilih lokasi yang ada helipadnya untuk pendaratan helikopternya.
Kendati tidak termasuk dalam kelompok yang sering disebut sebagai pengusaha “9 Naga” (Gang of Nine), keluarga Riady tidak bisa dianggap main-main. Mereka adalah “Naga” besar, baik dari sisi bisnis, maupun pengaruhnya secara politik.
Keluarga ini bukan pemain lokal, yang hanya jago kandang. Pengaruhnya membentang luas, bahkan pernah berhasil menembus Gedung Putih, simbol kekuasaan di negara adidaya Amerika Serikat (AS). Keluarga Riady adalah sahabat dekat Presiden AS Bill Clinton. Hubungan mereka telah terjalin jauh sebelumnya, sejak Clinton masih menjadi gubernur negara bagian Arkansas (1986). Mereka sering disebut sebagai Arkansas Connection.
Pada tahun 2001 James Riady dicekal oleh pemerintah AS karena terbukti melakukan pelanggaran batas pemberian sumbangan kepada calon presiden (Clinton) dari orang asing. Lippo Group juga dijatuhi denda sebesar USD 8.6 juta, sebuah denda terbesar sepanjang sejarah pelanggaran kampanye di AS.
Di Indonesia James juga dikenal sangat dekat dengan kekuasaan. Dia juga disebut-sebut sebagai salah satu “arranger” pengumpulan dana politik bagi kandidat capres di kalangan taipan. James diketahui sangat dekat dengan Presiden Jokowi, dan juga Ketua Umum PDIP Megawati. Beberapa foto yang banyak beredar di medsos menunjukkan betapa sangat dekatnya James dengan Jokowi, maupun Megawati.
Sengkarut Meikarta
Jejak kedekatan James dengan Jokowi setidaknya terkonfirmasi pada kasus ribut-ribut seputar pembangunan Kota Meikarta. Mendagri Tjahjo Kumolo kala itu sempat menyindir Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar yang mempersoalkan perizinan Meikarta. Tjahjo menilai Deddy Mizwar menghambat investasi.

Sementara Menko Maritim Luhut Panjaitan terjun langsung “membereskan” urusan Meikarta. Dia mencoba menerobos kebuntuan perizinan karena terbentur Rencana Detil Tata Ruang ( RDTR) Pemprov Jawa Barat. Luhut  mengusulkan Meikarta menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dengan menjadi KEK, maka Meikarta akan mendapatkan berbagai insentif dan kemudahan investasi.  Jalan tol dan karpet merah  dibentangkan oleh pemerintah, agar pembangunan proyek terbesar dalam sejarah bisnis Lippo itu bisa berjalan tanpa hambatan apapun, dan oleh siapapun.
Usulan Luhut mentok. Kepala Bappenas Bambang Soemantri Brojonegoro menolak, dengan alasan kawasan tersebut telah berkembang menjadi metropolitan. Tidak layak menjadi KEK. Gagal menjadikan Meikarta sebagai KEK. Luhut kemudian mencari jalan lain. Dia mengajak sejumlah pejabat, petinggi partai, dan media untuk menghadiri topping off Meikarta.
Luhut tampaknya ingin menunjukkan kepada publik  bahwa pembangunan Meikarta tidak bermasalah. Pemerintah pusat mendukung penuh. Para konsumen pembeli yang kabarnya sudah mencapai ratusan ribu, tidak perlu khawatir. “Saya tanya Pak James mengenai semua masalah perizinan dan kepemilikan tanah. Semua tidak ada masalah,” kata Luhut, (29/10/2017).
Kehadiran Luhut saat itu banyak dipertanyakan. Apa kaitannya seorang Menko Maritim menghadiri dan meresmikan “penutupan atap” sebuah proyek apartemen. Kasusnya menjadi menarik, karena Deddy Mizwar menjelaskan bahwa topping off itu dilakukan pada proyek apartemen Orange County, bukan Meikarta. Orange County, adalah proyek lain dari Lippo yang lokasinya tidak jauh dari rencana lokasi proyek Meikarta. Untuk Meikarta saat itu belum ada pembangunannya sama sekali. Nah……
Setelah petinggi Lippo ditangkap karena suap dan rumah James digeledah, Luhut bereaksi ringan. “Kalau kasus, KPK kan urusannya, urusan hukum. Tapi kalau urusan investasi, kita harus urus,” ujarnya.


Hubungan James dan Jokowi merenggang?
Melihat kedekatan James dengan penguasa, muncul pertanyaan menarik. Apa yang sebenarnya yang sedang terjadi? Mengapa KPK sampai berani merambah “tempat terlarang” itu? Bagi Jokowi yang kini tengah mengincar jabatan kepresidenan untuk yang kedua kalinya, peran orang seperti James sangat penting.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf bahkan sudah mengumumkan akan melakukan pengumpulan dana dari publik. Salah satunya adalah menjual proram kepada para taipan. “Kita akan jual program Pak Jokowi, kita akan sampaikan pada beliau-beliau terutama para taipan gitu ya,” ujar Wahyu Sakti Trengono, bendahara umum TKN Jokowi-Ma’ruf.
Diusiknya James oleh KPK pasti akan memberi signal buruk bagi para taipan lain. Tidak ada jaminan bahwa dekat dengan kekuasaan, tidak bakal digaruk oleh KPK. Sejumlah kepala daerah yang menjadi tim sukses Jokowi-Ma’ruf juga ditangkap KPK. Salah satunya adalah Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang menerima suap dari Lippo.
Spekulasi yang berkembang kemungkinan KPK mengusik James, sebagai upaya pengalihan isu. KPK saat ini tengah dalam tekanan besar menyusul meledaknya kasus investigasi perobekan “buku merah” oleh penyidik KPK.
Sejumlah wartawan investigasi yang tergabung dalam Indonesialeaks menyebutkan bahwa dalam buku merah tersebut terdapat sejumlah bukti suap kepada para pejabat Indonesia, termasuk Kapolri Tito Karnavian.
Namun melihat besar dan pentingnya posisi James dalam pusaran kekuasaan dan politik Indonesia, tampaknya spekulasi tersebut kurang kuat. Kasus James terlalu besar, bila hanya untuk menutupi kasus Tito. “Ini namanya menutup bencana, dengan bencana.” Sama seperti yang dilakukan pemerintah, menalangi dana korban bencana, dengan berutang kepada Bank Dunia.
Kalau cuma sekedar pengalihan isu, KPK cukup membuat kehebohan dengan melakukan penangkapan beberapa pejabat di daerah. Soal beginian KPK kan jagoannya. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pernah menyebut KPK paling jago membuat drama.
Spekulasi lain mengapa KPK sampai mengusik James, karena ada tanda-tanda dia mulai “meninggalkan” Jokowi. Jadi ini baru semacam warning, peringatan bagi James dan Lippo Group. Sebagai pengusaha, figur seperti James sangat tajam radar penciumannya kemana bandul kekuasaan berayun. “Jangan sampai mereka menaruh seluruh telurnya dalam keranjang yang salah.” Prinsip utama yang mereka pegang ”money follows the winner.” Mereka akan mendukung siapa saja yang paling berpotensi menang.
Benarkah begitu? Kita tunggu saja bagaimana perkembangan kasus ini. Aguan alias Sugianto Kusuma salah satu pengusaha yang sering disebut-sebut sebagai salah satu anggota “9 Naga” pernah diperiksa dan dicekal KPK, namun kasusnya tidak berlanjut. Apakah nasib James juga akan berakhir sama?
Mempunyai uang, apalagi dalam jumlah besar, sama dengan memiliki kekuasaan besar. Dengan kekuasaan kita bisa membuat hukum, dan dengan hukum berada di tangan, kita bisa membangun kekuasaan. Money equals power; power makes the law, and the law makes government —Kim Stanley

Ditulis Oleh : Hersubeno Arief 

Link : https://www.hersubenoarief.com/artikel/skandal-meikarta-mengapa-kpk-mengejar-james-riady/
Negara dengan Banyak Bos : Kontroversi dibalik Pembatalan dan Penundaan Kenaikan BBM

Negara dengan Banyak Bos : Kontroversi dibalik Pembatalan dan Penundaan Kenaikan BBM


Siapa sebenarnya “Bos besar” di negara ini? Kalau Anda jawab “Presiden Jokowi,” seharusnya jawaban itu benar, malah sangat benar.
Masalah akan muncul bila ada pertanyaan dengan jawaban berganda (multiple choice) a. Jokowi, b.Luhut Panjaitan, c. Megawati, d. Rini Soemarno, e. Ignasius Jonan. Dijamin Anda akan bingung menjawabnya. Kemungkinan besar malah akan ada yang balik bertanya, “kok nama Jusuf Kalla tidak ada?”
Pembatalan, atau tepatnya penundaan kenaikan harga premium, kurang lebih satu jam setelah resmi diumumkan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan menjadi contoh terbaru. Betapa membingungkannya negara ini.
Bagaimana sesungguhnya negara ini dikelola? Bagaimana proses pengambilan keputusannya? Apa dasar keputusan tersebut? Dan siapa yang berhak memutuskan?

Coba perhatikan alur cerita berikut secara kronologis. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan premium. Pada pagi harinya PT Pertamina mengumumkan kenaikan sejumlah BBM non subsidi.
Berita tersebut menjadi breaking news di beberapa media online dan televisi. Jonan membeberkan alasan di balik keputusan Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM bersubsidi ini. Harga minyak brent di pasaran dunia sudah mencapai US$ 85/barel. Sejak Januari mengalami kenaikan 30%. Sementara kenaikan harga di dalam negeri kurang dari 25%. Jadi ada defisit, tidak bisa diteruskan.
“Karena itu pemerintah mempertimbangkan sesuai arahan Presiden Jokowi premium hari ini naik pukul 18.00 paling cepat tergantung kesiapan Pertamina ke 2.500 SPBU,” kata Jonan saat menggelar konferensi pers di Hotel Sofitel, Bali, Rabu (10/10/2018). Namun tak lama berselang Jonan membuat keterangan tertulis “Sesuai arahan Bapak Presiden rencana kenaikan harga premium di Jamali menjadi Rp 7.000 dan di luar Jamali menjadi Rp 6.900, secepatnya pukul 18.00 hari ini, agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina,” tulis Jonan.
Coba perhatikan kata-kata “sesuai arahan Bapak Presiden.” Dua-duanya sesuai arahan Presiden. Baik keputusan untuk menaikkan, maupun menunda kenaikan. Jadi Jonan tidak mengambil keputusan sendiri. Dan rasanya kita haqul yakin, tidak mungkin untuk keputusan sepenting itu — apalagi di musim kampanye—Jonan berani mengambil keputusan sendiri. Itu sudah terlalu jauh. 
Kebingungan publik tidak hanya berhenti sampai disitu. Tidak lama setelah itu, Deputi Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan alasan pembatalan tersebut.
“Bu Menteri (BUMN, Rini Soemarno) meng-crosscheck dengan Pertamina dan menyampaikan bahwa kami tidak siap untuk melakukan dua kali kenaikan dalam waktu satu hari. Jadi perlu waktu,” kata Fajar di Indonesia Pavilion Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).
Menurut Fajar, kenaikan harga BBM Premium harus dilihat dari tiga aspek yang mendasari dan tertuang dalam Perpres Nomor 43 Tahun 2018. “Pertama kondisi keuangan negara dan kedua adalah kemampuan daya beli masyarakat, serta yang ketiga adalah kondisi real ekonomi.” Fakta lain yang diungkap Fajar juga cukup menarik. “Kenaikan harga premium akan diputuskan dalam rapat koordinasi (rakor) di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.”
Jonan berada di Bali, begitu juga Rini juga berada di Bali. Sama-sama menghadiri pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. Presiden Jokowi sejak Rabu (10/10) malam juga berada di Bali, untuk acara yang sama. Media menulis berita ini dengan judul menarik “ Ada Rini di balik penundaan kenaikan premium.” Nah……
Dari rangkaian pernyataan para pejabat tadi dapat disimpulkan, keputusan menaikkan harga premium adalah arahan Jokowi kepada Jonan. Menko Perekonomian Darmin Nasution tidak tahu menahu. Menteri Rini juga tidak tahu. Pertamina juga tidak tahu, dan tidak siap. Rini minta Presiden menunda.
Dimana peran Wapres Jusuf Kalla? Tidak ada. Sudah sejak lama Kalla banyak tidak dilibatkan dalam pengambilan berbagai keputusan penting. Perannya sangat berbeda dengan saat masih mendampingi SBY. Powerfull, bahkan sering terkesan seperti presiden bayangan. Pada masa Jokowi yang sangat berperan adalah Menko Maritim Luhut Panjaitan. Dia sering disebut sebagai super minister. Semua urusan dibereskan Luhut, termasuk saat Jokowi punya perhelatan menikahkan anaknya.
Jonan akhirnya terpaksa menarik pernyataannya. Namun media sudah mencatat, bahwa baik pengumuman, maupun penundaan, dua-duanya “atas arahan Bapak Presiden.” Sebagai bawahan Jonan tidak salah. Dia hanya menjalankan arahan presiden. Yang salah bila dia tidak menjalankan arahan Presiden. Seorang mantan menteri di kabinet Jokowi hanya bisa bisa geleng-geleng kepala. “Aku speechless mas.” Kehabisan kata-kata.
Hanya contoh kecil
Inkonsistensi alias sering berubah-ubahnya keputusan pemerintah, bukan hanya pada kasus kenaikan harga BBM. Banyak contoh lain. Tinggal kuat-kuatan mengumpulkan data. Dalam peribahasa Jawa disebut “esuk dele, sore tempe.
Pagi hari masih berupa kedelai, tapi sore harinya sudah menjadi tempe.” Tidak konsisten, antara ucapan dan perbuatan. Hanya dalam hitungan jam, sudah berubah sikap. Dalam bahasa sekarang disebut tukang bikin hoax.

Pada penanganan gempa di Palu, Sigi, dan Donggala, Presiden Jokowi mempersilakan bantuan asing masuk. “Bapak Presiden telah menyampaikan kepada Ibu Menteri Luar Negeri untuk membuka bantuan dari negara lain, dalam mengatasi gempa di Donggala dan Palu sesuai kebutuhan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi di Jakarta, Senin (1/10). Koordinasinya akan dilakukan oleh Menko Polhukam.
Tak lama kemudian media sempat memberitakan Wapres Jusuf Kalla menolak bantuan asing. Namun pernyataan ini kemudian diluruskan, bahwa yang ditolak adalah bantuan pasukan, termasuk kapal rumah sakit militer. Sementara untuk bantuan rehabilitasi dalam jangka panjang tetap diterima.
Bagaimana faktanya di lapangan? Situs berita Jerman Deutsche Welle melaporkan para relawan asing diusir. Termasuk sejumlah relawan terlatih dari Jeman. “Semua anggota tim harus kembali ke negaranya masing-masing. Mereka tidak dibutuhkan di Indonesia,” kisah Ahmed Bham seorang relawan dari Afrika Selatan. Bayangkan. Jauh-jauh datang dari Afsel untuk membantu, malah “diusir.”
Masih soal penanganan bencana di Sulteng, Mendagri Tjahjo Kumolo kalang kabut ketika instruksinya mempersilakan warga mengambil barang di sejumlah mini market, berbuntut penjarahan. Dia kemudian malah menyalahkan media yang memelintir ucapannya.
Di Lombok warga korban bencana marah dan kesal karena bantuan yang dijanjikan tak kunjung cair. Secara simbolis Presiden Jokowi menyerahkan bantuan masing-masing sebesar Rp 50 juta untuk warga yang rumahnya rusak berat. Danaya jelas  sudah tertera di dalam rekening bank BRI, namun  tetap tak dapat dicairkan. Rekening bodong. Ajaib.
Belakangan ada surat edaran dari Kemensos semacam ‘pengakuan dosa.” Anggaran Kemensos sedang cekak, jangan umbar janji bantuan.” Nah siapa yang umbar janji. Siapa yang berbohong?
Daftar kekonyolan tersebut semakin panjang, bila kita telusuri selama empat tahun lebih Presiden Jokowi berkuasa. Hanya enam bulan setelah berkuasa, Jokowi menandatangani Perpres bantuan uang muka untuk pembelian mobil pejabat. Setelah muncul kritikan pedas, Jokowi membatalkannya. Dia berkilah tidak mungkin membaca satu persatu dokumen yang ditanda tanganinya.
Harian berbahasa Inggris milik keluarga James Riady, Jakarta Globe kemudian membuat sebuah judul : “I Don’t Read, What I Sign.” Idiom ini kemudian menjadi trending topic di twitter. Sikap Jokowi yang terkesan menyalahkan bawahannya mendapat komentar dari Tommy Soeharto. “Pemimpin yang menyalahkan bawahan ketika sedang terdesak adalah pemimpin yang “tidak bertanggung jawab”, cuit Tommy.
Publik pasti belum lupa dengan kasus Archandra Tahar. Menteri ESDM tersebut hanya menduduki posisinya selama 20 hari. Dia dilantik 27 Juli 2016 menggantikan Sudirman Said pada reshuffle Kabinet Jilid II. Tanggal 15 Agustus 2016 diberhentikan. Archandra diketahui menjadi pemegang paspor AS.
Bagaimana mungkin pemegang paspor negara lain—berarti dia warga asing, atau setidaknya berkewarganegaraan ganda—diangkat menjadi menteri? Jelas merupakan pelanggaran konstitusi.
Apa tidak ada pengecekan, clearance dari BIN, dan Deplu? Bukankah Presiden bisa memerintahkan Deplu untuk melakukan pengecekan ke Kedutaan Besar RI di AS, atau Konsulat Jenderal RI di Houston tempat Archandra tinggal? Namun show must go on. Setelah dua bulan mencari celah, pada 14 Oktober Archandra Kembali ke kabinet. Posisinya turun menjadi Wakil Menteri.
Banyaknya kekacauan pengambilan keputusan/kebijakan dalam pemerintahan Jokowi memunculkan banyak pertanyaan soal kapasitasnya. Dalam militer dikenal sebuah pameo “Tidak ada prajurit yang salah. Yang salah adalah komandannya.”
Bagaimana jika komandannya terlalu “banyak”? Fenomena ini sering digambarkan dalam sebuah frasa “too many chief, not enough Indians.” Frasa yang terkesan rasis ini menggambarkan situasi kerja yang terlalu banyak bos, tapi sedikit pekerja.

Bila dalam sebuah negara, banyak yang merasa menjadi bos, keputusan satu dengan lainnya bertentangan. Rakyat menjadi bingung. Seperti sebuah pesawat yang kebanyakan pilot. Mereka saling berebut menguasai pesawat. Yang  terbaik, ikuti saran pramugari “ Kembali ke tempat duduk masing-masing. Kencangkan sabuk pengaman.” Pesawat akan mengalami turbulensi. Masalahnya “penerbangannya” akan menempuh waktu selama lima tahun. Masih kuat?  

Ditulis Oleh : Hersubeno Arief 
Link : https://www.hersubenoarief.com/artikel/negara-dengan-banyak-bos/

Jokowi Vs Prabowo Diprediksi Akan Berlangsung Seru Sampai Hari Pencoblosan

Jokowi Vs Prabowo Diprediksi Akan Berlangsung Seru Sampai Hari Pencoblosan


Perang Tagar, Perang Opini dibumbui polemik dan hoax mewarnai kompetisi Pilpres 2019. Fenomena ini tidak sekedar berlangsung seru dan dramatis jelang detik-detik pengumuman calon kandidat tempo hari namun hari-hari tensi rivalitas kian menghangat diantara timses dan pendukung masing-masing kandidat.

Sejatinya Pesta Demokrasi 2019 nanti adalah Pemilu serentak pertama yang berlangsung di Republik tercinta ini, ada 5 coblosan yang nantinya akan berlangsung mulai dari DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota, DPD RI dan tentu saja yang paling banyak diperbincangkan saat ini yaitu Pilpres 2019.

Kedua Kandidat baik Capres No.1 Ir. Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin maupun Capres No.2 H. Prabowo Subianto - Sandiaga Salahudin Uno diharapkan bisa mengemas isu dan wacana agar berjalan elegan, mengedepankan pertarungan ide dan gagasan yang rasional serta memberikan kesejukan bagi masyarakat pemilih.

Siapapun yang nantinya terpilih dialah yang mendapat legitimasi langsung dari rakyat Indonesia dan karenanya pasca pilpres nanti tidak akan lagi masyarakat kita terkotak-kotak dalam sikap pro dan kontra serta dukung mendukung yang kontra produktif dengan visi misi keduanya untuk bersama berjuang membangun dan memajukan Bangsa Indonesia
ELA LAILA, S.Hi Caleg DPRD I Lampung Dapil IV Nomor Urut 3 Siap Memajukan Masyarakat Melalui Kerja Nyata Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

ELA LAILA, S.Hi Caleg DPRD I Lampung Dapil IV Nomor Urut 3 Siap Memajukan Masyarakat Melalui Kerja Nyata Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)



Bakal Calon Anggota DPRD I Provinsi Lampung Periode 2019 – 2024 Dapil IV Lampung Nomer Urut 3 ELA LAILA, S.Hi kepada Tim Warta Nusantara mengungkapkan keyakinannya bahwa kemajuan masyarakat Lampung dapat diikhtiarkan melalui berbagai program yang bersentuhan dengan kepentingan masyarakat. Selain itu peran wakil rakyat dalam pandangannya dituntut untuk lebih peka, kreatif dan selalu siap hadir melayani semua kepentingan masyarakat tanpa pandang bulu.
Ela Laila merasa prihatin terhadap minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia serta semakin maraknya pengangguran, hal ini salah satunya dikarenakan kurangnya skill dan keterampilan yang dimiliki masyarakat untuk merintis dan menekuni wirausaha. Oleh karena itu Ela Laila berkomitmen untuk berkontribusi nyata dalam upaya percepatan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat salah satunya dengan menumbuhkan kembangkan sektor usaha mikro kecil yang potensial dan produktif ditengah-tengah masyarakat.

Goviralzone Contentpreneur Community
Support By Goziralzone Community

Berbekal pengalaman dalam mengelola wirausaha/home industri di bidang kuliner berupa olahan makanan ringan sejak 2007 hingga sekarang, Ela Laila juga sempat merasakan sejumlah kendala serta kondisi omset yang menurun namun berkat keuletannya saat ini usahanya terus berkembang, tenaga kerja untuk prosesing dan pengemasan keseluruhan berjumlah sekitar 25 orang. 


Dengan Visi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan serta penguasaan wilayah teritorial Dapil 4 Lampung (Lampung Barat, Pesisir Barat dan Tanggamus), ELA LAILA, S.Hi memiliki kebulatan tekad ingin mengabdikan diri berjuang, siap mengemban aspirasi dan berbuat yang terbaik untuk kemajuan Lampung di tengah kemajemukan masyarakatnya.
Peningkatan ekonomi kerakyatan sudah seyogyanya terus menerus di support serta diberikan ruang yang seluas-luasnya. Politisi Muslimah dari Partai Bulan Bintang dengan segudang pengalaman dalam wirausaha dan organisasi kemasyarakatan ini yakin jika kelak dirinya mendapat amanah sebagai wakil rakyat maka fokus program pemberdayaan perempuan terutama di bidang pengembangan SDM yang terampil serta memiliki skill dalam menggerakan usaha mikro kecil menengah menjadi cita – cita untuk di wujudkannya. 

Baca Juga :
                    

Cara Mudah dan Sukses Mengembangkan Bisnis Yang Manis Bersama British Propolis


Melalui Posting Warta Nusantara yang bekerjasama dengan Goviral Zone Online Media ini kami menghimbau kepada pembaca sekalian yang kebetulan memiliki keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan teman yang berdomisili di Propinsi Lampung / sekitarnya khususnya daerah pemilihan Lampung 4 yang meliputi Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Tanggamus untuk mereferensikan PARTAI BULAN BINTANG (Nomor 19) dan merekomendasikan ELA LAILA, S.Hi (Nomer 3) sebagai jembatan perjuangan politik pada Pemilu Serentak 2019 mendatang.


Unggul Statistik Saat Hadapi Arab Saudi, Timnas U-19 Tetap Menjanjikan

Unggul Statistik Saat Hadapi Arab Saudi, Timnas U-19 Tetap Menjanjikan



Garuda Muda harus kembali menelan pil pahit saat menjamu tamunya Timnas Arab Saudi dalam laga persahabatan sore tadi, Timnas U-19 harus takluk 1-2 dari Arab Saudi dalam laga uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Rabu (10/10/2018). Dua gol Arab dicetak oleh Abdullah Alhamddan, sementara Saddil Ramdani menjadi penyumbang gol untuk kubu Indonesia.

Indonesia lebih banyak menguasai bola dan menebar ancaman bagi lini pertahanan Arab Saudi, kendala dalam penyelesaian akhir menjadikan banyaknya peluang belum dapat dikonversi menjadi goal. Terus menekan justru garuda muda kebobolan lebih dulu di menit ke-37. Tendangan keras Abdullah Alhamddan meluncur deras ke dalam gawang dan tak mampu dihentikan Kiper Timnas Muhammad Riyandi.

Gol pada akhirnya didapatkan pada menit ke-45 lewat aksi Saddil Ramdani.Saddil si gocekan pecel lele menusuk dari kanan melewati hadangan pemain Arab Saudi, lalu melepaskan tembakan keras. Bola meluncur mendatar ke pojok kanan bawah gawang. Saddil mencatatkan namanya di papan skor untuk menyamakan kedudukan 1-1.

Tampil terus menyerang justru timnas arab saudi kembali mendapatkan momentum dan mendapatkan penalti di menit ke-67 berkat pelanggaran Asnawi Mangkualam. Abdullah Alhamddan sukses mengeksekusi penalti dan membawa Arab Saudi kembali unggul.

Hasil ini memperpanjang catatan Indonesia tanpa kemenangan tim besutan Indra Sjafri di laga uji coba. Sebelumnya, Indonesia bermain imbang 2-2 lawan Thailand dan kalah 0-3 dari China pada ajang PSSI Anniversary Cup U-19 2018.

Garuda Muda Masih Tetap Menjanjikan

Pelatih Indra Sjafrie menyatakan secara statistik sudah bisa menggambarkan bagaimana garuda muda bermain ngotot dan maksimal dilapangan "Jangan berpikir negatif, harus support kami karena mereka masih anak muda," kata Indra usai laga.

"Kami masih ada waktu, masih ada Egy (Maulana Vikri) yang dalam waktu tiga atau empat hari ke depan sudah bisa main dan kami masih punya waktu. Jadi kawal kami dan dukung kami," tegasnya.

Indonesia akan menjalani laga uji coba terakhir melawan Jordania jelang tampil di Piala Asia 2018.

Semoga kekalahan demi kekalahan bisa melecut semangat garuda muda agar tidak jumawa dan lekas berpuas diri melainkan semakin termotivasi untuk menampilkan permainan yang terbaik dalam setiap laga.
ASN Tetap Jadi Primadona, Faktanya Sudah 3,82 Juta Orang Mendaftar CPNS

ASN Tetap Jadi Primadona, Faktanya Sudah 3,82 Juta Orang Mendaftar CPNS


Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi salah satu profesi yang paling banyak diminati, Pekerjaan sebagai Abdi Negara yang selama ini lebih populer dengan sebutan PNS awalnya hanya dipandang sebelah mata namun seiring waktu derajat kesejahteraan pegawai negeri yang bernaung dibawah KORPRI tersebut makin meningkat sejalan dengan penguatan peran dan profesionalitasnya yang diperlukan dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Perubahan paradigma dan mindset ASN dengan berbasis kinerja menjadi fokus dari reformasi birokrasi, kedepan aparatur sipil negara diharapkan menjadi salah satu pilar penting penyangga pembangunan nasional. Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (SesmenPAN-RB) Dwi Wahyu Atmaji mengungkapkan, pengadaan CPNS 2018 merupakan investasi SDM aparatur. Kalau gagal, maka proses manajemen ASN (aparatur sipil negara) selanjutnya juga akan gagal.
Reformasi manajemen SDM merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan itu, seleksi CPNS sepenuhnya menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Sistem ini menjamin pelaksanaan seleksi CPNS berlangsung kompetitif, adil, objektif, transparan, bersih dan bebas dari KKN, serta tidak dipungut biaya.

Berikut Jadwal dan Tahapan Penerimaan CPNS 2018 :



Jelang penutupan pendaftaran sudah tercatat 3,82 juta pelamar CPNS di lebih dari 600 instansi pemerintah yang melakukan pengadaan CPNS. Hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia membuka lowongan CPNS. Pelaksanaan seleksi juga dilakukan di berbagai daerah, dengan menggunakan CAT Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan CAT Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nantinya dalam proses pengadaan CPNS ini terdapat 873 lokasi tes yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan Sistem yang transparan diyakini dalam seleksi CPNS 2018 ini pemerintah akan mendapatkan calon-calon Aparatur Sipil Negara (ASN) terbaik untuk membangun negeri.